Sabtu, 05 Juli 2014

Penari Pattuqdu Kerajaan Sendana Hasil Akulturasi Budaya Dengan Kerajaan Gowa Bagian I (Pertama)



Dateq Penari terua di mandar


Somba Sendana dikenal dengan rumah akannya berjejer di tepian pantai, makanan seafood menjadi andalan para rumah makan ini, ada dua maskan andalan yang paling sering dihidangkan adalah tumis cumi dan tuing-tuing tapa (ikan terbang bakar). Tapi kali ini kita tidak akan membahas panjang lebar mengenai kulinernya somba, tetapi mengenai  Tari Pattuqdu yang ada di wilayah somba. Tari Pattuqdu diyakini hanya ada diwilayah Mandar saja  sama halnya Paqjoge di bugis, Paqgellu di Toraja dan Pakkarena di makassar. Tetapi ada hal yang lain pada Tarian Pattuqdu yang ada di somba.
Penelitian ini dilakukan pada bulan mei 2014, yang ikut pada saat itu, Ketua Yayasan Darputri Dra.  Sri Musdikawati. M.si, Pembina sanggar OneDo Sahabuddin Mahganna spd, Ketua sanggar OneDo, muh Ulfi Mahendra, saya sendiri dan Para penari sanggar Darputri.
Foto Bareng

Tujuan dilakukannya penelitian ini selain untuk menambah wawasan  tentang Tari-tarian yang ada di Mandar, yang diketahui sudah banyak tarian yang ada di mandar hampir punah juga untuk mempererat hubungan silaturahmi antar sanggar Darputri dan komunitas OneDo untuk membuat video tari yang akan di CDkan dan akan dibawa ke Amerika serikat guna memperkenalkan budaya tarian kepada warga negeri paman Sam.
Sebut saja I Dateq nenek yang sudah tua renta ini jika dilihat sepintas lalu sama seperti nenek-nenek lain, berjalanpun susah payah untuk dapat keruang tamu, namun siapa sangka nenek I Dateq ini dulunya seorang penari Kerajaan Sendana.
I Dateq

Nenek I Dateq 3 kali bersuami, suami pertama bernama Manurung dan dikaruniai seorang anak, suami ke dua bernama I Kalibong, nah dari Ayah Kalibong inilah atau Ayah mertua I Dateq sebut saja mamanya I Piara dia bukanlah orang Somba asli melainkan orang makassar, tetepi dialah yang kemudian berjasa mengajarkan Dateq muda menari Pattuqdu Sarawandang, setelah suami pertama dan keduanya meninggal, Nenek Dateq masih bersuami lagi dengan Laki-laki asal Somba bernam I Kaco dan dikaruniai 4 orang anak, meski bersuami lagi, mantan mertua Nenek Dateq yakni I Piara masih tetap memanggilnya untuk ikut menari dalam acara-acara kerajaan Sendana.
Dari segi gerakan, dan nama tarian tidak ada yang berbeda dengan Gerakan Pattuqdu Sarawandang yang diyakini oleh masyarakat mandar pada umumnya, yang membedakan adalah jenis pukulan Gendangnya dan juga Syair lagunya dari beberapa jenis pukulan gendang yang diperdengarkan kanda Sahabuddin mahganna yang lumrah di dengar dalam Tari Pattuqdu hanya satu yang dikenal oleh nenek I Date yakni, pukulan Pattuqdu Pillamba pukulan gendang Pakkanjaraq makassarpun sempat diperdengarkan namun beliau katanya tidak pernah dengar. Hal ini mengindikasiakan bahwa ada beberapa jenis pukulan Gendang Pattuqdu di Sendana sudah punah. Yang kedua yang berbeda adalah syair lagunya jika dalam Pattuqdu Sarawandang yang umumnya pernah dilihat orang ia menggunakan syair yang berbahasa mandar tapi Pattuqdu Sarawandang yang berasal dari kerajaan Sendana ini menggunakan syair lagu berbahasa makassar. Berikut adalah syairnya:
Syair Pattuqdu Berbahasa Makassar
Rimawela uji pale
Larrana tana waranna
Makilaiya sumbore
Mannaso naku
Upasang tonji malaqba
Sangging karaeng  maqmempo
Sangging daeng maqjijirang
Tawe karaeng, makusoeang...
Gunturuna naji malompo
Kilaqna mallaqbang lino
Bosi sarrona, tangnga lalang lompo bangkeng

Melihat dari syair Pattuqdu Sarawandang, sebenarnya kita tidak perlu heran, kenapa kok ada bahasa makassar dalam syair Pattuqdu Sarawandang tersebut. Hubungan kekertabatan kerajaan Gowa dengan antara kerajaan yang ada di mandar terkhusus pada kerajaan Balanipa & Sendana memang sedari dulunya pernah terjalin.
A.      Pertama hubungan kekerabatan antara kerajaan Gowa dan kerajaan Balanipa saat kawinnya Batara Gowa denga “ I Rerasi” putri Tomakaka Balanipa mandar yang melahirkan Sombaiyya Ri Gowa IX Daeng matanre Karaeng Tumaqrisi Kallonna.
B.      Hubungan kekerabatan antara kerajaan Gowa dengan kerajaan Balanipa dengan menikahnya I manyambungi dengan Karaeng Surya. Hala ini terjadi karena I manyambungi atau sering juga disebut To di laling diketahui seagai kemanakan dari ibunda Sombaiyya Ri Gowa yang kemudian dari hasil perkawinan ini melahirkan I Billa-Billami atau Tomepayung sebagai maraqdia ke-2 Arayang Balanipa.
C.      Nah yang ketiga ini adalah  hubungan kekerabatan antara kerajaan Gowa dan kerajaan Sendana mandar adalah dengan kawinnya I Bannaiq maraqdia ke-8 kerajaan Sendana mandar dengan karaeng Baine (putri raja Gowa) sebagai bukti sejarah dari peristiwa perkawinan I Bannang dan Karaeng Baine dari Gowa adalah Somba sebagai ibu kota kecamatan Sendana kab. Majene, dn kisahnya bahwa Somba dahulu bernama “Lamboriq” tetapi setelah menikah antara I Bannaiq dengan Baine terjadi maka Lamboriq di ubah namanya menjadi . sewaktu karaeng Baine di bawa pulang ke Sendana, supaya dimana saja Karaeng Baine menetap, maka daerah itu harus disamakan namanya dengan daerah asal Karaeng Baine tujuannya agar mudah dicari ketika orang tuanya rindu kepadanya.

Dari ketiga hubungan kerajaan-kerajaan mandar dengan kerajaan Gowa di atas, maka tidaklah mengherankan apabila adanya Asimilasi dan Akulturasi budaya yang terjadi pada tarian Pattuqdu Sarawandang yang ada di kerajaan Sendana tersebut. Bila kita membandingkan Pakaian antara penari Pattuqdu dan Pakkarena maka banyak kesamaannya terlihat, terkecuali pada sanggul, gelang dan kalung/ rantai. Juga pada kata Aule atau Lee pada Pattuqdu ada saja persamaan dengan Pakkarena makassar.

Referensi
·         Penuturan langsung narasumber I Dateq
·         Sosialisasi Siriq etika dan estetika di mandar 

Dokumentasi foto-foto penelitian :
Kaco Kende Tandiapa bersama Nenek Dateq

Ikha pesek, Ibu Sri musdikawai dan Irmayanti Ahmad

Kaco Kendeq Tandiapa dan Ipink

Sahabuddin mahganna dan Narasumber

Proses Tanya jawab

Nenek Dateq dan Zaenab Nursaid
Irmayanti Ahmad dan Nenek Dateq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar