Selasa, 18 Maret 2014

Aturan Kalindaqdaq



 
Aturan Kalindaqdaq

Bila pernah melihat “Totammaq” atau orang yang dikhatam Al-Qur’an di Wilayah mandar Sulawesi Barat, akan identik dengan acara missawe Sayyang Pattuqdu ( Naik Kuda menari . Orang yang dikhatamkan Al-Qur’an akan diarak keliling kampong dengan kuda menari yang biasanya berwarna hitam atau biasa disebut Sayyang Bolong dalam bahasa mandar dengan berpakaian adat khas mandar pesisir. Disela-sela arak-arakan aka nada pembacaan puisi dalam bahasa mandar yang biasa disebut “Kalindaqdaq” (dibaca Kalinda’da’). Pakkalindaqdaq ( orang yang membacakan kalindaqdaq ) kemudian membacakan Kalindaqdaq dengan nada-nada yang khas hingga membuat To missawe (orang yang naik kuda) tersenyum malu.
Kata Kalindaqdaq diambil dari dua kata yang Kali yang berarti menggali dan Daqdaq yang berarti Dada. Jadi Kalindaqdaq adalah ungkapan isi hati dan fikiran yang di ungkapkan melalui Syair berbahasa mandar dengan aturan-aturan tertentu. Nah apa saja Aturan-aturannya..?? mari kita simak…
Kalindaqdaq punya kaidah-kaidah atau aturan tersendiri dalam penulisannya. Bertambah 1 suku kata dalam 1 baris kalimat bisa membuatnya menjadi Puisi bebas berbahasa mandar.
Contoh :
Bismillah Buassoemu
Sibiqaran Liqamu
Dzi Peqitammu
Lailaha Illallah
            Diatas adalah contoh Kalindaqdaq yang “Real Kalindaqdaq”. Menurut Buku Bunga Rampai Kebudayaan Mandar dari Balanipa Karya : A.M.Syarbin Syam, bahwa kalindaqdaqpun diikat oleh syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi : 
jumlah larik dalam tiap bait, 
jumlah suku kata dalam tiap larik, dan
irama yang tetap.

a. tiap bait terdiri atas 4 bait larik (baris).
b. larik pertama terdiri atas 8 suku kata.
c. larik kedua terdiri atas 7 suku kata.
d. larik ketiga terdiri atas 5 suku kata.
e. larik keempat terdiri atas 7 suku kata
            Banyak kemudian orang-orng yang membacakan atau menuliskan kalindaqdaq keliru, karena mungkin saja faktor ketidaktahuan akan Pola 8-7-5-7 pada penulisan kalindaqdaq. Dan yang dimaksud dengan kata “suku kata” adalah Penggalan penggalan tiap tiap kata.
Contoh :
-          Bismillah, maka penggalan katanya adalah “Bis-mil-lah” jadi kata Bismillah terdiri atas 3 suku kata.
Contoh pada Kalindaqdaq :
Bis-mil-lah – Bu-as-so-e-mu      = 8 suku kata
Si-biq-a-ran – Liq-a-mu               = 7 suku kata
Dzi – Peq-i-tam-mu                       = 5 suku kata
La-i-la-ha – Il-lal-lah                    = 7 suku kata

Akan tetapi bila sudah masuk dalam Ranah lain contohnya Sayang-sayang. Pada sayang-sayang terdapat kata Sayange, Puange, andiqe, indi todzi, malaqbi, tomarendeng, anaqe, kambeqe, dan lain-lain , kata-kata ini biasanya terdapat pada akhir baris pertama, awal baris ke tiga, akhir baris ketiga.
Contoh :
            Bismillah turanna elong sayange
            Bismillah Turanna elong bungasna panginoang
            Sayange salamaq nasang Puange
Salamaq nasang ingganna maqirrangngi


Bersambung........