Bila pernah melihat
“Totammaq”
atau orang yang dikhatam Al-Qur’an di Wilayah mandar Sulawesi Barat, akan
identik dengan acara missawe Sayyang Pattuqdu ( Naik Kuda menari
. Orang yang dikhatamkan Al-Qur’an akan diarak keliling kampong dengan kuda menari
yang biasanya berwarna hitam atau biasa disebut Sayyang Bolong dalam bahasa
mandar dengan berpakaian adat khas mandar pesisir. Disela-sela arak-arakan aka
nada pembacaan puisi dalam bahasa mandar yang biasa disebut “Kalindaqdaq”
(dibaca Kalinda’da’). Pakkalindaqdaq
( orang yang membacakan kalindaqdaq ) kemudian membacakan Kalindaqdaq dengan
nada-nada yang khas hingga membuat To missawe (orang yang naik kuda)
tersenyum malu.
Kata Kalindaqdaq
diambil dari dua kata yang Kali yang berarti menggali dan Daqdaq yang berarti Dada. Jadi
Kalindaqdaq adalah ungkapan isi hati dan fikiran yang di ungkapkan melalui
Syair berbahasa mandar dengan aturan-aturan tertentu. Nah apa saja
Aturan-aturannya..?? mari kita simak…
Kalindaqdaq punya kaidah-kaidah atau aturan
tersendiri dalam penulisannya.
Bertambah 1 suku kata dalam 1 baris kalimat bisa membuatnya menjadi Puisi bebas
berbahasa mandar.
Contoh :
Bismillah Buassoemu
Sibiqaran Liqamu
Dzi Peqitammu
Lailaha Illallah
Diatas adalah contoh Kalindaqdaq yang “Real Kalindaqdaq”.
Menurut Buku Bunga Rampai Kebudayaan Mandar dari Balanipa Karya : A.M.Syarbin
Syam, bahwa kalindaqdaqpun diikat oleh syarat-syarat tertentu yang harus
dipenuhi :
jumlah larik dalam tiap bait,
jumlah suku kata dalam tiap larik, dan
irama yang tetap.
a. tiap bait terdiri atas 4 bait larik (baris).
b. larik pertama terdiri atas 8 suku kata.
c. larik kedua terdiri atas 7 suku kata.
d. larik ketiga terdiri atas 5 suku kata.
e. larik keempat terdiri atas 7 suku kata
jumlah larik dalam tiap bait,
jumlah suku kata dalam tiap larik, dan
irama yang tetap.
a. tiap bait terdiri atas 4 bait larik (baris).
b. larik pertama terdiri atas 8 suku kata.
c. larik kedua terdiri atas 7 suku kata.
d. larik ketiga terdiri atas 5 suku kata.
e. larik keempat terdiri atas 7 suku kata
Banyak kemudian orang-orng yang membacakan atau menuliskan
kalindaqdaq keliru, karena mungkin saja faktor ketidaktahuan akan Pola 8-7-5-7
pada penulisan kalindaqdaq. Dan yang dimaksud dengan kata “suku kata” adalah
Penggalan penggalan tiap tiap kata.
Contoh :
-
Bismillah, maka
penggalan katanya adalah “Bis-mil-lah” jadi kata Bismillah terdiri atas 3 suku
kata.
Contoh pada Kalindaqdaq :
Bis-mil-lah – Bu-as-so-e-mu = 8 suku kata
Si-biq-a-ran – Liq-a-mu = 7 suku kata
Dzi – Peq-i-tam-mu = 5 suku kata
La-i-la-ha – Il-lal-lah = 7 suku kata
Akan
tetapi bila sudah masuk dalam Ranah lain contohnya Sayang-sayang. Pada
sayang-sayang terdapat kata Sayange, Puange, andiqe, indi todzi, malaqbi, tomarendeng,
anaqe, kambeqe, dan lain-lain , kata-kata ini biasanya terdapat pada akhir
baris pertama, awal baris ke tiga, akhir baris ketiga.
Contoh :
Bismillah turanna elong sayange
Bismillah Turanna elong bungasna panginoang
Sayange salamaq nasang Puange
Salamaq
nasang ingganna maqirrangngi
Bersambung........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar